Saturday, December 25, 2010

PENDIDIKAN BERTARAF INTERNASIONAL

OLEH

NIKMAH NURBAITY

Sma n 5 Purworejo



RSBI Rintisan sekolah bertaraf internasional begitu dekat dengan telinga kita sekarang ini. Ada pertanyaan besar, kingintahuan yang tinggi apa sebenarnya RSBI itu? Kita sebelumnya sudah sering mendengar sekolah internasional. Lalu apa perbedaan Sekolah bertaraf internasional dan sekolah internasional ?

Leach (1999) membedakan sekolah internasional adalah sekolah yang siswanya berasal dari berbagai negara biasanya dibiayai oleh pemerintah. Sedangkan sekolah berwawasan internasional merupakan sekolah swasta dan beberapa sekolah negeri yang memproklamirkan diri sebagai sekolah berwawasan internasional dan berorientasi internasional dan biasanya terdiri dari siswa siswa dari satu negara.

Dijelaskan juga sekolah berwawasan internasional adalah sekolah yang memberikan pendidikan internasional. Dikatakan bahwa pendidikan internasional bisa dialami oleh siswa siswa yang belajar di sebuah sekolah yang sama sekali tidak berlabel sekolah inetrnasional (Hayden and Thompson 1995). Pasternak (1998) menjelaskan yang dimaksud pendidikan inetrnasional adalah pendidikan yang mengaplikasikan sistem terbuka di era global yang mendorong interaksi dengan masyarakat lokal tetapi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diajarkan berwawasan internasional.



Bagaimana dengan di Indonesia? Pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau RSBI. telah diluncurkan sejak tahun 2006. Hal ini dinyatakan dalam Undang Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3 bahwa pemerintah pusat atau pemerintah daerah membuka paling tidak satu sekolah di masing masing tingkatan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Ini merupakan jawaban tuntutan Undang Undang Sisdiknas dan tuntutan era global yang menghendaki kompetensi daya saing dalam SDM, tekhnologi dan managemen. Kemajuan tekhnologi akan mengurangi biaya produksi, meningkatkan nilai tambah, memperluas variasi produk dan meningkatkan kualitas produk. Keunggulan managemen akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Keungggulan sumber daya manusia adalah kunci daya saing karena manusialah yang akan menjaga peradaban, pembangunan dan kemenangan dalam setiap persaingan.

Adaptasi dan adopsi program pendidikan internasional diterapkan untuk mengembangkan pendidikan Indonesia dengan masih menjaga nilai nilai Indonesia, tidak bertentangan dengan nilai nilai dasar yang ada di Indonesia. Siswa diharapkan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan masyarakat internasional dan ini membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris. Kurikulum di RSBi adalah kurikulum nasional plus atau SNP + X artinya kurikulum yang dilaksanakan adalah kurikulum nasional ditambah kurikulum adopsi dari sekolah lain yang bertaraf internasional dan diakui mempunyai reputasi dan kualitas internasional seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, UNESCO. ( Depdiknas, 2009). Proses belajar mengajar di RSBI dilaksanakan dengan bahasa Inggris untuk membekali siswa dengan kemampuan berbahasa Inggris. Pada tahun pertama pelaksanaan RSBI ilmu ilmu Ipa seperti kimia, matematika, fisika dan biologi disampaikan secara dua bahasa dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan 20% bahasa Inggris. Tahun ke dua menggunakan bahasa Inggris 50 % dan pada tahun ke tiga menggunakan bahasa Inggris 100%. (Depdiknas, 2008)

Di Purworejo kabupaten kita tercinta saat ini sudah ada beberapa sekolah RSBI dari SMA 1, SMA 7 , SMK 1, dan SMP 3 Purworejo. Adalah merupakan sebuah kebanggaan memiliki beberapa sekolah bertaraf internasional di kabupaten kita yang harapannya mampu menghsilkan lulusan yang ber wawasan global, berkompetensi setara lulusan lulusan dari sekolah dari negara maju, memahami budaya internasional dan berdaya saing tinggi seperti lulusan sekolah sekolah di Inggris, Jepang, Amerika dan negara OECD lainnya. Tentu saja ini bukan hal yang mudah tetapi langkah nyata dan usaha keras dari RSBi di kabupaten Purworejo patut menjadi kebanggaan dan mendapat penghargan yang tinggi. Tentu ada kekurangan dan kelemahan yang masih harus dibenahi karena tidak ada sesuatu yang sedemikian mudah untuk diraih dan diwujudkan.

Yang menjadi pertanyaan besar, bagaimana dengan sekolah lainnya? 25 SMA, 90 SMP negeri dan swasta, sekitar 40 SMK negeri dan swasta lainnya? Apakah berarti mereka tidak mungkin mendapatkan pendidikan berwawasan internasional? Apakah juga semua guru, siswa dan staff di RSBI sudah berwawasan internasional tanpa meninggalkan jati diri nasional kita? Untuk bisa menghasilkan siswa siswa berkualitas internasional, sudahkan juga guru guru kita membekali diri dengan kompetensi internasional? Apakah guru dan kepala sekolah non RSBI merasa “aman” karena tidak dituntut untuk “bertaraf intrnasional?” Kita ambil satu anotasi diatas bahwa bisa saja siswa di sekolah biasa mendapatkan pendidikan berwawasan internasional. Ini yang harus kita tawarkan kepada siswa siswa di sekolah lain di Purworejo yang belum atau tidak berlabel RSBI. Adalah tantangan bagi penyelenggara pendidikan untuk memberikan pendidikan internasional bagi siswa di era globalisasi saat ini dimana akses terhadap dunia internasional demikian mudah, cepat dan terbuka. Hanya dalam hitungan detik siswa dan kita bisa langsung terkoneksi dengan sekolah sekolah di luar negeri, mendapatkan materi materi pembelajaran berkelas dunia dan berkomunikasi dengan siswa/guru dan rekan di seluruh dunia. Merupakan keharusan bagi sekolah untuk membekali siswa di sekolah yang bukan RSBi dengan kompetensi internasional.

Kompetensi internasional seperti apa yang dijarakan di RSBi atau seharusnya dikenalkan di sekolah non RSBI? Dari standar kompetensi siswa RSBI ada banyak sekali yang harus merupakan ciri lulusan RSBI atau lulusan sekolah yang ingin berwawasan internasional, antara lain karakteristik masyarakat global : Memiliki ketrampilan dasar: membaca, menulis, berhitung dan belajar sepanjang hayat. Ini kompetensi yang pertama, yang nampak sederhana tetapi ambil satu saja, membaca dan menulis. Kemampuan dan kemauan membaca kita sangat rendah. Masyarakat negara maju membaca rata rata 2 buku sehari kita rata rata 2 halaman sehari, bagaimana kita mau bertaraf internasional? Masih ingtakan kita 5 judul buku yang terakhir kita baca? Kompetensi menulis, berapa banyak tulisan kita yang dipublikasikan dan dibaca orang lain? Kompetensi lainnya yaitu : Berpikir kreatif, Memotivasi diri, Menyusun pertimbangan, Berkomunikasi lintas budaya, Bekerja dalam tim, Melakukan negosiasi, Memecahkan konflik, Kesadaran perbedaan nilai dan norma sosial, Kemampuan berbahasa asing, berjati diri Berintegritas , moral dan akhlak yang tinggi, Belajar sepanjang hayat, mencari mengorganisasi, dan memproses informasi, Membaca dan menulis dengan baik , Konsisten dan bertanggung jawab terhadap tugas, Berpikir kuat dan luas: deduktif, induktif, ilmiah, kritis, kreatif , inovatif dan eksperimentif untuk ide ide baru, intrapersonal competence tinggi, Penguasan technologi dasar dan canggih, Bekerja sama dengan pihak lain lokal nasional, regional dan global, Kemampuan mengkomunikasikan ide dalam bhs ind dan bhs asing / inggris, Kemampuan mengelola kegiatan, Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, Terampil menggunakan ICT, Memahami budaya negara lain, Menghasilkan karya bermanfaat bagi diri sendiri dan bangsa.

Pendidikan berwawsan internasional dilihat dari kompetensi tersebut, sekolah mana saja bisa mengkondisikan sesuai dengan kemampuan dan keunggulan sekolah masing masing. Ada banyak sekali kompetensi internasional yang bisa diajarkan di sekolah. Tidak mungkin semuanya tetapi banyak kompetensi internasional tersebut , misalnya ICT. Sangat dimungkin kompetnsi ICT diajarkan di sekolah mana saja dengan akses internet yang sudah sangat mudah saat ini. E-learning, cyberclass dan pemebelajarn berbasis inetrnet merupakan alternatif yang bagus. Belajar sepanjang hayat adalah ciri kompetensi internasional dan ini bisa diajarkan untuk siswa guru dan staff di sekolah mana saja. Tidak berhenti belajar. Bagaimana dengan kita? Berkomunikasi lintas budaya dan memahami budaya lain adalah salah satu ciri internasional mindset.

Budaya internasional seperti bersih, tertib, tepat waktu, apresiasi tinggi, bekerja keras, disiplin, berprestasi, berkompetisi, beekompetensi tinggi, berdaya saing dan berkomunikasi dengan baik , bernegosiasi dan lain lain, seharusnya menjadi nilai nilai yang terinternalisasi kalau kita memang siap menjadi bertaraf internasional baik kita bersekolah di RSBI maupun di non RSBI. Karena kalau tidak RSBI tidak akan berarti banyak dan yang non RSBI semakin tertinggal jauh di belakang. Dan kita yakin kita mampu memulainya dan mampu mewujudkan program besar kita memberikan pendidikan bertaraf internasional..untuk anak anak kita pemilik masa depan negeri ini

salam



Purworejo, 19 September 2010

No comments:

Post a Comment